Saturday, March 30, 2013

wareh modifikasi Tiger 2002 dari CRF 250 ajib

wareh modifikasi Tiger 2002 dari CRF 250 ajib - terbaru menarik mantab ada dari wareh modifikasi Tiger 2002 dari CRF 250 ajib.

Tiger 2002 : Kloningan CRF 250
Tiger 2002 : Kloningan CRF 250
Tak mau disebut motor sejuta umat, rencana merombak Honda Tiger lansiran 2002 menjadi supermoto KTM pun kandas. Berbekal pengalaman manis saat memodifikasi motor bersama CAOS Custom Bikes, Fandi pun menyerahkan tunggangannya itu ke tangan Larry Rahmat Rizki untuk merubah Tiger nya menjadi lebih macho.
Melihat hasil gubahan motor ini, tak akan ada yang menyangka kalu Honda CRF 250 ini basisnya adalah Honda Tiger. Selain CRF di Indonesia masih terbilang jarang, pengerjaan yang rapi dan nyaris sempurna membuat Tiger ini seolah menjelma menjadi CRF sesungguhnya.
“Awalnya yang punya motor ini mau bikin KTM, cuma gw larang karena KTM udah banyak banget. Kayak gak ada motor lain aja di dunia selain KTM. Sedikit-sedikit, KTM. Sedikit-sedikit KTM,” ujar Lerry setengah emosi.
Lelaki yang gape banget bikin motor petualang seperti trail, motorkros atau supermoto ini akhirnya mendapat ilham ketika sedang menjelajah dunia maya. Saat singgah di situs e-bay, Larry menemukan frame CRF yang sudah 8 bulanan tidak ada yang mau memboyong kerumah dari situs tersebut.
“Sudah 8 bulan frame CRF di e-bay itu gak ada yang mau beli, karena gw tau frame dengan delta box alumunium itu akan menjadi kendala saat merakitnya, makanya orang males membeli frame itu. Masalah utamanya juga ada pada dimensi mesin Tiger yang lebih besar ketimbang mesin CRF. Akhirnya gw gambling beli frame CRF itu.”
“Meski gw tau akan sulit ngerakitnya, tapi motor ini harus jadi. Mau gak mau dan bagaimana pun caranya harus jadi,” tegas Lerry.
Boleh dikatakan pengerjaan motor ini terbilang nekad. Meski sudah tahu kalau dimensi mesin, posisi dudukan atau engine mounting berbeda dengan mesin Tiger, tapi lelaki berjenggot ini ngotot untuk merubah Tiger milik Fandi menjadi Honda CRF.
“Gw mau buktiin kalo orang lain gak bisa gw musti bisa,” tegas Larry. “Pernah ada yang coba buat di Bandung, tapi mereka gagal dan akhirnya dijual. Nah motor ini jadi yang pertama di sini,” tambah Larry.
Mengatasi masalah dimensi mesin yang kebesaran, Larry melakukan sedikit perombakan dan papas sana-sini pada frame CRFnya. Dan hasilnya pun menjadi seperti yang Bro en Sis lihat sekarang.
Di motor ini, Larry mengkombinasikan beberapa suku cadang dari brand kenamaan. Selain frame, shock belakang dan knalpot bawaan CRF, pencangkokkan lengan ayun Aprilia SXV dan shock up side down Yamaha WR 250 membuat kaki-kaki kloningan CRF ini terlihat makin kekar dan kokoh.
Kalau dihitung-hitung, dana yang dikeluarkan untuk merombak Tiger jadi CRF ini bisa untuk membeli 1 unit CRF bawaan pabrik, bahkan 3 unit Tiger baru pun bisa diboyong kerumah. Namun jangan lihat tingginya biaya yang dikeluarkan Fandi, tapi coba perhatikan part yang dicangkokkan pada motor ini.
Tromol magnesium dari Talon, sudah cukup menjelaskan kelas motor duplikasi CRF ini. Apa lagi jika secara keseluhan mau dihitung satu persatu, pasti Bro en Sis akan tau sendiri berapa dana yang harus dikeluarkan.
Untuk frame bawaan CRF nya saja, Fandi harus merogoh kocek sekitar Rp 14 juta-an. Belum lagi lengan ayun Aprilia SXV dan beberapa part pendung lainnya.
Namun ada yang lebih penting dari semua itu, “Kepuasan batin dan Kebanggaan” dari hasil yang telah dikerjakan.
“Gw puas banget dengan hasil ini. Selain di Indonesia memang belum ada dan ini yang pertama, sekarang jadi banyak yang kepingin bikin kayak motor gw,” tegas Fandi bangga.
“Untuk pengerjaan, semua gw serahin ke Larry termasuk konsep modifikasinya. Gw yang menyediakan part nya,” tukas Fandi.
Untuk mendukung kelincahan dan kenikmatan bermanuver diatas kloningan CRF ini, dapur pacunya sedikit di kilik agar makin responsive, namun tetap dalam keadaan standarnya.
Pengerjaannya sendiri hanya membutuhkan waktu 2 bulan. Namun yang membuat molor hingga lima bulan adalah pencarian part yang sesuai dengan konsep modifikasinya. Karena Fandi dan Larry tak mau asal comot suku cadang untuk merombak Tiger 2002 ini menjasi CRF 250.
“Pengerkaan sih sebentar hanya sekitar 2 bulanan, cuma yang kama nyari part nya yang kudu selektif untuk hasil yang maksimal,” tandas Fandi.
Penulis/Foto : Jay
Data Spesifikasi
Ban Depan / Belakang: Brigestone Battlax BT 090 120/70 – 17 / Brigestone Battlax BT 090 160/60 – 17
Velg Depan / Belakang : TK 3.5 Inch / TK 5 Inch
Tromol : Talon
Setang : Renthal Twin wall
Handle Kopling : Zeta
Triple T : Universal
Cover Bodi : CRF 250 2009
Grafis Bodi : David Bailey graphic kit
Selang Rem : Hell
Kaliper Rem Depan / Belakang : Brembo
Frame Slider : Nassert beet
Sok Depan / Belakang : WR 250 / CRF 250
Knalpot : CRF 250
Lengan Ayun : Aprilia SXV
Tak mau disebut motor sejuta umat, rencana merombak Honda Tiger lansiran 2002 menjadi supermoto KTM pun kandas. Berbekal pengalaman manis saat memodifikasi motor bersama CAOS Custom Bikes, Fandi pun menyerahkan tunggangannya itu ke tangan Larry Rahmat Rizki untuk merubah Tiger nya menjadi lebih macho.
Melihat hasil gubahan motor ini, tak akan ada yang menyangka kalu Honda CRF 250 ini basisnya adalah Honda Tiger. Selain CRF di Indonesia masih terbilang jarang, pengerjaan yang rapi dan nyaris sempurna membuat Tiger ini seolah menjelma menjadi CRF sesungguhnya.
“Awalnya yang punya motor ini mau bikin KTM, cuma gw larang karena KTM udah banyak banget. Kayak gak ada motor lain aja di dunia selain KTM. Sedikit-sedikit, KTM. Sedikit-sedikit KTM,” ujar Lerry setengah emosi.
Lelaki yang gape banget bikin motor petualang seperti trail, motorkros atau supermoto ini akhirnya mendapat ilham ketika sedang menjelajah dunia maya. Saat singgah di situs e-bay, Larry menemukan frame CRF yang sudah 8 bulanan tidak ada yang mau memboyong kerumah dari situs tersebut.
“Sudah 8 bulan frame CRF di e-bay itu gak ada yang mau beli, karena gw tau frame dengan delta box alumunium itu akan menjadi kendala saat merakitnya, makanya orang males membeli frame itu. Masalah utamanya juga ada pada dimensi mesin Tiger yang lebih besar ketimbang mesin CRF. Akhirnya gw gambling beli frame CRF itu.”
“Meski gw tau akan sulit ngerakitnya, tapi motor ini harus jadi. Mau gak mau dan bagaimana pun caranya harus jadi,” tegas Lerry.
Boleh dikatakan pengerjaan motor ini terbilang nekad. Meski sudah tahu kalau dimensi mesin, posisi dudukan atau engine mounting berbeda dengan mesin Tiger, tapi lelaki berjenggot ini ngotot untuk merubah Tiger milik Fandi menjadi Honda CRF.
“Gw mau buktiin kalo orang lain gak bisa gw musti bisa,” tegas Larry. “Pernah ada yang coba buat di Bandung, tapi mereka gagal dan akhirnya dijual. Nah motor ini jadi yang pertama di sini,” tambah Larry.
Mengatasi masalah dimensi mesin yang kebesaran, Larry melakukan sedikit perombakan dan papas sana-sini pada frame CRFnya. Dan hasilnya pun menjadi seperti yang Bro en Sis lihat sekarang.
Di motor ini, Larry mengkombinasikan beberapa suku cadang dari brand kenamaan. Selain frame, shock belakang dan knalpot bawaan CRF, pencangkokkan lengan ayun Aprilia SXV dan shock up side down Yamaha WR 250 membuat kaki-kaki kloningan CRF ini terlihat makin kekar dan kokoh.
Kalau dihitung-hitung, dana yang dikeluarkan untuk merombak Tiger jadi CRF ini bisa untuk membeli 1 unit CRF bawaan pabrik, bahkan 3 unit Tiger baru pun bisa diboyong kerumah. Namun jangan lihat tingginya biaya yang dikeluarkan Fandi, tapi coba perhatikan part yang dicangkokkan pada motor ini.
Tromol magnesium dari Talon, sudah cukup menjelaskan kelas motor duplikasi CRF ini. Apa lagi jika secara keseluhan mau dihitung satu persatu, pasti Bro en Sis akan tau sendiri berapa dana yang harus dikeluarkan.
Untuk frame bawaan CRF nya saja, Fandi harus merogoh kocek sekitar Rp 14 juta-an. Belum lagi lengan ayun Aprilia SXV dan beberapa part pendung lainnya.
Namun ada yang lebih penting dari semua itu, “Kepuasan batin dan Kebanggaan” dari hasil yang telah dikerjakan.
“Gw puas banget dengan hasil ini. Selain di Indonesia memang belum ada dan ini yang pertama, sekarang jadi banyak yang kepingin bikin kayak motor gw,” tegas Fandi bangga.
“Untuk pengerjaan, semua gw serahin ke Larry termasuk konsep modifikasinya. Gw yang menyediakan part nya,” tukas Fandi.
Untuk mendukung kelincahan dan kenikmatan bermanuver diatas kloningan CRF ini, dapur pacunya sedikit di kilik agar makin responsive, namun tetap dalam keadaan standarnya.
Pengerjaannya sendiri hanya membutuhkan waktu 2 bulan. Namun yang membuat molor hingga lima bulan adalah pencarian part yang sesuai dengan konsep modifikasinya. Karena Fandi dan Larry tak mau asal comot suku cadang untuk merombak Tiger 2002 ini menjadi CRF 250.
“Pengerjaan sih sebentar hanya sekitar 2 bulanan, cuma yang lama nyari part nya yang kudu selektif untuk hasil yang maksimal,” tandas Fandi.
Penulis/Foto : Jay
Data Spesifikasi
Ban Depan / Belakang: Brigestone Battlax BT 090 120/70 – 17 / Brigestone Battlax BT 090 160/60 – 17
Velg Depan / Belakang : TK 3.5 Inch / TK 5 Inch
Tromol : Talon
Setang : Renthal Twin wall
Handle Kopling : Zeta
Triple T : Universal
Cover Bodi : CRF 250 2009
Grafis Bodi : David Bailey graphic kit
Selang Rem : Hell
Kaliper Rem Depan / Belakang : Brembo
Frame Slider : Nassert beet
Sok Depan / Belakang : WR 250 / CRF 250
Knalpot : CRF 250
Lengan Ayun : Aprilia SXV
Bengkel : CAOS Custom Bikes
Jl. Pancoran Barat VIII No. 6
Rt 10 / Rw 3, Kelurahan Pancoran – Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan 12780
Telp     : 081 700 89 400 / 021 700 89 4000
 
dana-wareh || FEED RSS | Privacy Policy