dibawah merupakan informasi dari motor-motor legenda dunia, asik menarik trends sekali. Menjadi mode di kelasnya sendiri-sendiri. Lihat saja dibawah.
BAGI
sebagian orang, masa lalu menarik untuk dikenang dan ditampilkan
kembali. Fenomena mengulang kembali tren masa lalu atau disebut retro
kini menjadi bagian aplikasi dari sepeda motor lansiran 2010 ini. Selain
mengusung semangat rekonstruksi dan duplikasi, asimilasi dengan unsur
kebaruan dapat menarik perhatian tersendiri di kalangan pencinta kuda
besi.
Dalam hal ini motor retro jadi produk masa lalu yang disinergikan dengan teknologi terkini. Hal itu kini nampak diaplikasikan pada beberapa produk sepeda motor pabrikan ternama dunia seperti, Ducati, Honda, Moto Guzzi, Norton, dan Triumph.
Dalam hal ini motor retro jadi produk masa lalu yang disinergikan dengan teknologi terkini. Hal itu kini nampak diaplikasikan pada beberapa produk sepeda motor pabrikan ternama dunia seperti, Ducati, Honda, Moto Guzzi, Norton, dan Triumph.
Salah
satu pabrikan yang kental dengan desain nuansa retro adalah Triumph.
Lansiran terbaru pabrikan motor asal Inggris ini, tampak di inovasinya
Triumph Thruxton SE. Desain retro hanya tampak pada tampilan luar motor
ini saja seperti headlamp bulat, dan kondom tangki membulat.
Tapi jika melonggok dalam sektor mesin, dapur pacu DOHC dengan paralel twin cylinder dengan kapasitas 16 liter dapat menghasilkan kekuatan 67 hourse power (hp) dengan 50 kW @ 7250 rpm, plus akselerasi torsi 69 Nm pada posisi 5800 rpm.
Masih di kawasan Britania, salah satu legenda motor dunia yang kembali mengaspal di jalanan adalah, Norton Commando. Setelah hampir setahun dirancang para insinyurnya di Inggris, para penggemar motor klasik akan melihat kembali tampilan gres Norton Commando 961 .
Meski berparas klasik, Norton Commando dipersenjatai aplikasi berteknologi tinggi. Mesin injeksi paralel-twin berkapasitas 961 cc berpendingin udara yang sanggup memproduksi 80 hp dan torsi 90nm. Penerapan sistem injeksi bahan bakarnya didesain agar bisa lulus emisi di seluruh dunia sesuai aturan modern.
Lalu apakah hanya motor-motor lansiran benua biru Eropa saja yang melansir motor berdesain retro? Ternyata tidak. Salah satu pabrikan raksasa asal Jepang, Honda juga melansir motor bertipe retro. Melalui CB1000 yang diperkenalkan pada ajang Tokyo Motor Show 2009 lalu, Honda seakan ingin mengulang kembali keperkasaan tipe CB di pasar dunia.
Motor yang telah sukses di Indonesia sejak era 70-an itu kini siap kembali memikat penggemarnya. Teknologi mesin 1000cc berpendingin air, 16 katup empat silinder mampu memuntahkan tenaga lOObhp di 8500rpm, dan mampu menembus kecepatan 225km/jam. Hal itu tentu berbeda jauh dengan versi Honda CB era 70-an.
Tapi jika melonggok dalam sektor mesin, dapur pacu DOHC dengan paralel twin cylinder dengan kapasitas 16 liter dapat menghasilkan kekuatan 67 hourse power (hp) dengan 50 kW @ 7250 rpm, plus akselerasi torsi 69 Nm pada posisi 5800 rpm.
Masih di kawasan Britania, salah satu legenda motor dunia yang kembali mengaspal di jalanan adalah, Norton Commando. Setelah hampir setahun dirancang para insinyurnya di Inggris, para penggemar motor klasik akan melihat kembali tampilan gres Norton Commando 961 .
Meski berparas klasik, Norton Commando dipersenjatai aplikasi berteknologi tinggi. Mesin injeksi paralel-twin berkapasitas 961 cc berpendingin udara yang sanggup memproduksi 80 hp dan torsi 90nm. Penerapan sistem injeksi bahan bakarnya didesain agar bisa lulus emisi di seluruh dunia sesuai aturan modern.
Lalu apakah hanya motor-motor lansiran benua biru Eropa saja yang melansir motor berdesain retro? Ternyata tidak. Salah satu pabrikan raksasa asal Jepang, Honda juga melansir motor bertipe retro. Melalui CB1000 yang diperkenalkan pada ajang Tokyo Motor Show 2009 lalu, Honda seakan ingin mengulang kembali keperkasaan tipe CB di pasar dunia.
Motor yang telah sukses di Indonesia sejak era 70-an itu kini siap kembali memikat penggemarnya. Teknologi mesin 1000cc berpendingin air, 16 katup empat silinder mampu memuntahkan tenaga lOObhp di 8500rpm, dan mampu menembus kecepatan 225km/jam. Hal itu tentu berbeda jauh dengan versi Honda CB era 70-an.
*Sekedar Fashion*
Menurut
salah satu pemasok motor-motor Sport Retro di Indonesia yaitu, PT
Supermoto Indonesia melalui Presiden Direktur-nya, Agustus Sani Nugroho
mengungkapkan, alasan kehadiran motor-motor berpenampilan retro ini
merujuk pada nilai historis masa kejayaan suatu sepeda motor.
Sebagai contoh Ducati Paul Smart, kini kembali diluncurkan untuk mengenang kehebatan pebalap motor itu pada era 70-an, katanya.
Namun, lanjut Nugroho, walaupun suatu motor tipe retro itu dipasarkan kembali tapi, justru peminatnya banyak datang dari kaum muda. Pecinta suatu motor klasik, biasanya telah mengetahui sisi historis dari suatu motor yang mereka kagumi.
Animo itu coba disalurkan beberapa pabrikan dunia, dengan melahirkan kembali motor legendaris dengan teknologi terbaru. Adopsi teknologi terkini, dilakukan untuk memenuhi faktor kemudahan dalam mengendarainya dan juga daya tahan motor tersebut.
Selain unsur nostalgia, sisi fashion juga menyertai pencari motor jenis ini. Mereka biasanya ingin dikenali dengan tunggangan motor klasik yang unik, tapi tidak mau direpoti urusan perawatan seperti motor antik, jelas Nugroho.
Diakui di Indonesia, pasar motor retro ini sangat sedikit, sejak hadir pada 2007 silam, hingga kini pangsa pasar tetap tidak berubah. Berbeda dengan negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat, fenomena motor lawas berteknologi modern sedang naik daun.
Menciptakan kembali roh dan merekonstruksi suatu motor lawas menjadi lebih eksklusif, berbeda dengan motor-motor mainstreem. Tentu jadi strategi pemasaran baru ala pabrikan motor dunia. Saat konsep sepeda motor menemukan titik jenuh, konsep motor retro tentu bisa dijadikan pilihan.
Namun, lanjut Nugroho, walaupun suatu motor tipe retro itu dipasarkan kembali tapi, justru peminatnya banyak datang dari kaum muda. Pecinta suatu motor klasik, biasanya telah mengetahui sisi historis dari suatu motor yang mereka kagumi.
Animo itu coba disalurkan beberapa pabrikan dunia, dengan melahirkan kembali motor legendaris dengan teknologi terbaru. Adopsi teknologi terkini, dilakukan untuk memenuhi faktor kemudahan dalam mengendarainya dan juga daya tahan motor tersebut.
Selain unsur nostalgia, sisi fashion juga menyertai pencari motor jenis ini. Mereka biasanya ingin dikenali dengan tunggangan motor klasik yang unik, tapi tidak mau direpoti urusan perawatan seperti motor antik, jelas Nugroho.
Diakui di Indonesia, pasar motor retro ini sangat sedikit, sejak hadir pada 2007 silam, hingga kini pangsa pasar tetap tidak berubah. Berbeda dengan negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat, fenomena motor lawas berteknologi modern sedang naik daun.
Menciptakan kembali roh dan merekonstruksi suatu motor lawas menjadi lebih eksklusif, berbeda dengan motor-motor mainstreem. Tentu jadi strategi pemasaran baru ala pabrikan motor dunia. Saat konsep sepeda motor menemukan titik jenuh, konsep motor retro tentu bisa dijadikan pilihan.